Entri Populer

Jumat, 07 Desember 2012

Makna Cinta

Akhirnya bisa merealisasikan janji yang dulu buat nulis pemahaman topik "itu" sekarang , yah walau lagi ga kondusif yah disempet-sempetin lah ya daripada lupa dan nyesel pada akhirnya, iya ga? hehe :p

Yaps topik itu ga lain dan ga bukan tentang CINTA *frontal! Mungkin yang tau gue dah bosen kali ya kalau gw bahas topik ini tapi suer deh kali ini emang harus di share sih cz entah kenapa gue ngerasa mendapatkan pencerahan mengenai topik ini akhir-akhir ini. Kalau dulu dipostingan -Ketika Fariz Memaknai Cinta - itu merepresentasikan gue yang dulu, sekarang I.Allah postingan ini merepresentasikan apa yang gw pikirin dan rasakan tentang satu mahluk yang sulit gue definisikan, cinta.

Sebelumnya jujur, pencerahan yang gue rasakan ini benar-benar ngebuat gw merasa tertohok dan tertampar saat itu. masih mending tertamparnya pake tangan, pas dapet pencerahan itu gue ngerasa dapat tamparan pake kaki #eh buset hahah (maklum atlet taekwondo pasti pernah lah ya ngerasain ditampar pake kaki hueheue). Pencerahan ini berbentuk sebuah kabar bahagia dari seorang yang bisa dibilang jadi panutan gue dan salah satu orang yang gue kagumi. beliau yang menyampaikan sebuah kabar bahagia, yang mana gue ga duga-duga bakal secepat dan senyata itu hehe (ngemeng walimahan susah bener bro! haha). Dari sana gue belajar memandang suatu hubungan yang syarat dengan cinta yang berbeda dengan cinta-cinta yang lain yang sering gue saksikan. Ini tulus, Lillahita'ala, dan luar biasa mpe susah inih gue mencoba merangkainya. sebuah hubungan yang dibangun berlandaskan ibadah, tanpa nafsu yang menyelimuti setiap rasa. Rasa malu pun saat itu mulai menyergap diri ini. Terbayang seorang pemuda yang telah hidup selama 20 tahun silam begitu salah mengartikan dan memahami tentang perasaan ini.

Dulu gue selalu sangat bernafsu ketika berbicara cinta, selalu menjadikan cinta sebagai goal yang merupakan akhir dari sebuah rasa. Yah alhasil grasak grusuk dan ga jelas deh jadinya. Rindu yang selalu menyelimuti, gelisah yang selalu menemani, hingga ketakutan yang selalu menghantui di saat berpikir bagaimana bila cinta ini tak terbalaskan atau bertepuk sebelah tangan. huhuh sedih ya wkwk. Namun sekarang semua itu telah berubah... Kini ku mulai memaknai cinta dengan berbeda. 


Kini aku seterang bulan purnama
Yang mulai menyadari arti kata cinta
Yang tak lebih dari sekedar rasa
Bilamana kau mulai bertanya
Apa makna dari cinta?

Selasa, 27 November 2012

Futur Tingkat Dewa






















Aku bukanlah seperti yang terlihat dari permukaan
Aku adalah kegelapan yang ditutupi cahaya malam
Apa yang terlihat sebenarnya adalah selapis membran kebaikan yang terikat bersama kepalsuan dan kemunafikan
Lapisan itu selalu menjagaku
Menciptakan persona bagiku agar kalian tertipu diriku

Senyum ku tak lebih dari sekedar gerakan bibir
Tawa ku tak lebih dari sebuah keterpaksaan
Bilamana kau bertanya siapa jadinya diri mu?
Sebenar-benarnya diri ku adalah

Rabu, 14 November 2012

Ketika Fariz Memaknai Cinta

Senyam senyum sendiri di saat ngeliat tugas jurnal logpenil dulu.. Kalau ga salah tanggal yang tertera itu 7 Juni 2010, ga terasa ya waktu begitu cepat berlalu :3

Namun ga hanya waktu aja yang berubah, pemahaman tentang topik ini pun juga berubah mas bro. Tapi dikesempatan kali ini mau share pemahaman "topik ini" sekitar 2 tahun lalu. Ntar kalau udah kondusif bakal ngecompare pemahaman yang sekarang deh heuheu.. selamat menikmati

Ketika Fariz Memaknai Cinta

Betapa bahagianya orang yang dapat menggungapkan rasa cintanya kepada orang lain. Karena itu adalah salah satu hal yang paling membahagiakan di dunia ini Terkadang Ia iri dengan orang yang selalu terbuka dan dengan mudahnya menyatakan perasaan yang Ia rasakan. Kenapa seperti itu? Karena Ia adalah orang yang hanya bisa merasakan cinta tanpa dapat mengungkapkannya. Dari sejak kecil Ia memiliki sifat yang pemalu. Terutama dengan lawan jenis. Seiring bertambahnya usia dan waktu kian berlalu, Ia pun tetap menjadi sosok yang sulit mengungkapkan perasaan yang Ia rasakan. Oleh sebab itu Ia pun sulit mendapatkan cinta.

Cinta
Begitu nikmat kala dibuainya Begitu indah ketika digenggamnya Begitu menyenangkan untuk dikenangkan Begitu syahdu untuk dibisikkan Begitu mesra untuk diucapkan
Namun...
Begitu sakit ketika dicampakkan Begitu sedih kala ditinggalkan Begitu kecewa saat dihapuskan juga Begitu sulit untuk dilupakan

Rabu, 31 Oktober 2012

Kumpulan "AKU"


Aku adalah indahnya sepotong memori di waktu senja.
Bersama menikmati indahnya langit yang merona. Hembusan angin yang mulai menggoda. Permanis asa lengkapi semua. Mulai tertawa, mulai ceria, serasa dunia hanyalah milik kita bersama. Saling menatap di akhir waktu, mengumbar asa untuk ciptakan dunia. Janji sakral pun mulai tercipta. Ku bersyukur pada Sang Mahakuasa atas segala yang telah terberi. Atas indahnya masa yang istimewa

Aku adalah  dua sisi kehidupan: kebahagian dan kehampaan. 
Senyuman, tawa, canda, selalu menghiasi setiap harinya. Begitupun dengan kesal, geram, sedih juga tak luput mengikuti. Namun terkadang ada kalanya ketika keramaian terasa sunyi, ketika kesendirian menentramkan hati. Itulah yang kadang terjadi..

Rabu, 17 Oktober 2012

Survival of the fittest


Jatuh itu hal yang biasa ketika berusaha, namun selalu bangkit ketika terus terjatuh itu baru luar biasa. 

Sekarang pertanyaannya apakah kita mampu tuk selalu bangkit ketika terus terjatuh? Apakah kita termasuk dalam golongan survival of the fittest? Entahlah.. hanya waktu yang bisa buktikan segalanya. 
Semoga kelak ketika kita bertemu nanti, kita akan tersenyum dalam kebahagian bukan menangis dalam penyesalan :)




Asa


 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dengan segala hiruk pikuknya kesibukan yang menyelubungi fakultas biru muda, aku terhening sejenak. Atsmosfir kesibukan pun serasa begitu pekat hingga ku mulai sulit bernafas (haha lebay :p). Sesaat terlintas pikiran liar yang mengetuk pola pikir ku, dengan segala keragaman aktivitas dan minat yang berputar disekitar ku aku pun mulai menyadari. Nampaknya mereka mulai bergerak ke arahnya masing-masing. Berkelana membawa asa, demi tercapai satu cita. Tak hanya sampai di sana aku bertanya tanya, kelak satu, dua, lima hingga sepuluh tahun mendatang akan kah mereka bisa mencapai asa ataukah hilang tertelan masa? Mungkin aku tak berhak untuk menjawabnya, just can wait n see :) 




 
 

Minggu, 07 Oktober 2012

Lidah Tak Bertulang

      Tajamnya lidah sering memicu kejadian tragis. Awalnya mungkin karena marah, tersinggung, lalu keluarkata kata-kata pedas dan menyakitkan. Kata berbalas kata, kemudian berakhir dengan pertikaian fisik dan ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Repotnya lagi, dampak dari ucapan tak sepenuhnya bisa direvisi. Karena  komunikasi memang bersifat irreversible, tak bisa ditarik kembali. " Once a word goes out of your mouth, you can never swallowit again" kata sebuah pepatah. Ketika sadar bahwa kata-kata kita menyinggung perasaan orang lain, kita akan mengatakan, "Maafkan saya." Dia mungkin akan memaafkan, tapi sakit hatinya sulit diobati secepat itu.

       Alkisah, ada seorang anak yang selalu menyusahkan orang lain dan berkata sesuka hatinya kepada orang lain. Sang Bapak yang bijak mencoba mengatasinya. "Anak ku lampiaskanlah kenakalanmu dengan menancapkan paku ke kamarmu," kata sang Bapak. Anak itu mematuhinnya.Pada hari dia melampiaskan itu, dia tancapkan satu paku di kamarnya. Begitu seterusnya, hingga kamarnya penuh dengan paku. "Nak, sekarang belajarlah mengendalikan sifatmu itu," kata sang Bapak. "Pada hari kau berhasil mengendalikan sifat mu itu, maka cabutlah satu paku yang tertancap dari kamarmu itu." Sekali lagi anak itu menurut, Dia sungguh-sungguh berupaya mengendalikan sifatnya itu. Dia berhasil. Hingga suatu hari Ia dapat mencabut semua paku dalam kamarnya. Bapaknya tersenyum, bangga. " Nak, kau telah berhasil mengendalikan diri mu," pujinya. "Paku-paku itu telah hilang dari kamarmu. Tapi lihatlah bekas-bekasnya takkan bisa kauhilangkan."

Kamis, 27 September 2012

Hilang Arah


Sekarang jelas. Aku hilang arah..

Tak tau lagi yang mana yang harus kudulukan. Semuanya seakan menyatu, menari bersama dalam pikirku, bertengkar hebat dalam jiwa ku, hingga ku tak tau ke mana arah yang ku tuju. aku menyaru bersama lekukan nokturna, bersembunyi dibalik persona hingga ku sering terlupa. mana persona mana yang nyata. Huwh..Entah sampai kapan ku lepas persona lalu ku buka sang citra. Entahlah

Ku hanya ingin melayang bebas menuju langit arnia, menghirup aroma

Selasa, 18 September 2012

Yakin Allah ga Adil??


Kalau ngeliat judulnya mungkin secara normatif bs dipastikan cenderung pada jawab adil ko. Tp terkadang ada masa di mana kita mempertanyakan “keadilan” kepada Allah. Hayo ngaku sapa yang suka ngeluh n nanya kenapa Allah ga adil?? #ngacung !! hehe..

Tapi coba deh kalau dibalik lebih ga adil mana antara kita ato Allah ke satu sama lain?? Hayo coba dipikir2 lagi x) . Saat kita berdoa, setiap orang pasti mengajukan doa-doa terbaik untuk dirinya maupun orang2 disekitarnya. Ky doa biar sukses kuliahnya, doa buat sukses menciptakan pekerjaan yang mapan, doa mendapat jodoh terbaik #eaa haha.. Tp kyny ga ada kan orang yang doa biar dirinya jadi menderita ato sengsara iya ga?? *leading question wkwk. Tak hanya saat berdoa, dalam menjalani hidup pun manusia berharap hal-hal terbaik dan membahagiakan untuk dirinya. Namun, apa yang kita tawarkan kepada Allah untuk mengabulkan segala harapan dan doa2 kita? Sudahkah kita mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Ga useh jauh2 dah, ky salah satu ibadah (simpel) yg paling disukai Allah kan Sholat tepat waktu nah dah konsisten kah kita untuk melakukannya? Atau malah baru tau klw ternyata shlat tepat waktu itu

Minggu, 16 September 2012

Sekedar Saling Mengingatkan "The Greatness of Shalat"


Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Mendirikan shalat sudah menjadi rutinitas muslim, karena memang itu salah satu hal yang wajib dari perintah wajib lainnya yang harus ditunaikan. Begitu pentingnya shalat ini sehingga tidak ada ruang untuk kita melalaikannya(terutama bagi laki-laki yang sudah baligh); tidak mampu berdiri, kita bisa dengan duduk, tidak bisa duduk dengan berbaring, dan sebagainya sampai kita bisa melakukannya. Atau ketika tidak ada air kita bisa bertayamum, ketika dalam perjalanan kita bisa mengatur waktu shalat kita dengan menjamak atau mengqashar shalat kita. Inilah yang membedakan shalat dengan ibadah lain. Oleh karena itu, hendaklah kita sebagai seorang muslim terus meningkatkan kualitas ibadah shalat yang kita lakukan setiap harinya dengan baik dan benar. Benar dalam arti sesuai dengan Sunnah, Baik dalam arti mengerjakannya Semata-mata hanya karena Allah dan melaksanakan shalat dengan tidak menunda waktunya.

Ketika Adzan berkumandang, sudahkah kita menyegerakan shalat? Sudahkah kita memenuhi langsung seruan Allah itu? Saat waktu shalat tiba, tidak ada yang lebih penting untuk dilakukan selain mendirikan shalat dan bergegaslah mencari air untuk berwudhu lalu segera shalat.

Bukankah amal shalat yang pertama akan dihisab nanti di akhirat, seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya,


Kamis, 13 September 2012

Mencinta dalam Diam


Dalam sibuknya diri di hari yang sunyi
Ku seka lelah dengan bersandar di dinding
Detik demi detik terlalui, Seperti biasa tak ada yang berbeda
ku hanya termengu menunggu panggilan jiwa

Tak lama menjelang, Terlintas sebuah bayang
Aku pun terdiam
Terkoyak seluruh persona yang lagi terguna
ku buka lembar memori, lalu ku tanya persepsi
apakah ini mimpi atau sekedar ilusi
karena ku masih tak percaya apakah ini nyata atau sekedar khayal belaka

Aku pun mencoba melukis warna tuk dalami makna
menyimpan sepotong pesona di dalam mata

Selasa, 11 September 2012

Mengatur Diri


              Terkadang hal yang tersulit untuk dilakukan adalah hal termudah untuk kita kerjakan - "Mengatur Diri". Bila kita diberikan suatu pertanyaan 'Lebih mudah mana antara mengatur diri sendiri atau mengatur orang lain' ? mungkin akan lebih banyak variasi jawaban yang akan muncul yang melatar belakangi pertanyaan ini dibanding menjawab pertanyaan tesebut *mode sotoy haha .. tapi bisa saya pastikan akan jauh lebih mudah bilamana kita mengatur diri sendiri dibanding dengan orang lain. ngga percaya? coba suruh orang telentang di tengah jalan dibanding nyuruh diri sendiri buat ngerjain tugas? *loh sama-sama berat ya kayanya hehe. Yah tapi mau bagaimana lagi itulah manusia terkadang kita kehilangan suatu kendali dari apa yang hakikatnya menjadi kontrol kita dalam hidup ini. (Seharusnya) begitu mudah untuk kita untuk mengatur diri karena sebenarnya kita lah yah memegang kuasa atas diri kita sendiri. Namun kenapa banyak orang yang terlepas kontrol mereka dalam mengendalikan diri mereka sendiri?

Minggu, 09 September 2012

Indahnya Warna (Mu)


Mengawali hari yang sunyi dengan langkah mumpuni
Merangkai jejak baru di lembar yang baru
Ku tatap sang jingga dengan sepenuh harap
Semoga Illahi berkahi hari berkahi diri

Pagi itu adalah pagi yang indah
Selain sejengkal hangatnya mentari yang melapisi pagi
Tak pernah terduga
Ku melihat bidadari sunyi nan sepi
Seakan segala cerahnya warna dalam gemerlap dunia
Sekarang terbentang dalam sekelebat mata
Mata yang berdoa Mata yang bicara

Jumat, 24 Agustus 2012

Hanya Ragu






You always have my unspoken passion
Altough I might not seem to care



Apakah kita memikirkan hal yang sama
Atau ini hanya sekedar khayalku belaka? 
Memang ku sulit membaca tanda; bahkan kadang ku terlalu percaya
Hingga kadang bisa terluka
Namun..
Biarlah ini semua indah pada waktunya
Dalam naungan penantian dan doa  :)


Hanya bisa menatap jejak mu