Entri Populer

Rabu, 12 Agustus 2015

.. Riuh Angin

Malam ini, riuh angin membawa kembali ingatanku padamu.

Entah sudah berapa lama aku berhasil melupakanmu..

Aku jadi teringat suatu hari Prie GS pernah berkata bahwa "Cinta yang paling indah adalah cinta yang tak sampai". Entah apa alasan dia mengatakan hal itu.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Aku mencoba menerka mengapa. Jawabanku : mungkin karena cinta yang tak sampai akan membawamu pada rasa penasaran yang tak kunjung terpuaskan, rasa haus yang tak kunjung putus, antusiasme yang tak kunjung pudar. Cinta yang paling indah adalah cinta yang tak sampai (?)

Bisa jadi Prie GS benar atau aku yang (mem)benar(kan) ucapannya.
Tentu saja, itu adalah dua hal yang berbeda

Senin, 24 Maret 2014

Andai Saja Carl Marx Masih Hidup


A: Andai Saja Carl Marx masih hidup,, Pasti dia akan ngejudge kamu kapitalis

B: Kenapa? Ko bisa begitu :(

A :Ya jelas, itu semua karena modalitas kecantikan berkumpul dalam diri mu...
 


Jumat, 21 Februari 2014

Belajar Filoofi Hidup dari Seekor Cicak

Jadi gini ceritanya, gue ini termasuk orang yang suka lama di kamar mandi. Bukan karena macem-macem ya, tp pure karna gw suka mnikmati momen khusyu saat sendirian di sana heuheu. Kadang di kamar mandi gw bisa banyak mendapat inspirasi dan ide brillian saat kepala gw terguyur dengan dinginnya air mengalir dari atas sampai bawah (Jangan dibayangin, ga enak wkwkwk). Nah ngomong-ngomong tentang kamar mandi, pas lagi bengong tiba-tiba pandangan gw teralihkan ke arah seekor cicak yang nempel di dinding.

Gw pikir mesum amat nih cicak mau ngintipin gw mandi hahaha pede gila ya. Gw perhatian dia dalem-dalem eh dia merhatiin gw balik (horor amat ckck, becanda-becanda xD ). Dari sana gw perhatiin dengan seksama eh ternyata dia (red : si cicak) lg ngincer nyamuk kecil yang cukup jauh dari episentrum posisi si cicak. Dari sana gw mendapat insight yang luar biasa.  Kalau kalian tau pas cicak lagi ngincer mangsanya, tingkat konsentrasi dan kefokusan yang doi miliki keren abis. Keren dari mana? Soalnya cicak itu ga bergerak satu inchi pun ketika udah netapin mangsanya. Doi baru bergerak saat doi yakin dan mangsanya terlihat lengah. Dari sana kita harusnya banyak belajar dari seekor cicak tentang kesabaran.

Kita sebagai manusia kadang sulit untuk bersabar dalam meraih apa yang kita inginkan. Maunya instan dan ga mau capek, padahal semua itu berproses dan kadang yang menetukan keberhasilan kita dalam mencapai sesuatu adalah seberapa kuat kita bersabar dalam berikhtiar.

Minggu, 22 Desember 2013

Aku dan Puisi

Part I
Aku dengar bawang putih bisa memperkuat ingatan
Aku coba memakannya karna aku mulai lupa, betapa indahnya senyummu saat itu
Namun sayang teryata bukan hanya ingatan tentang senyummu yang ku ingat, tetapi juga ingatan tentang diri mu yang masih mengingat dirinya

Part II
Camar-camar begitu lepas terbang di udara
Ku harap aku juga sama
bisa begitu lepas dari mengingatnya

Part III
Sepertinya Tuhan itu tidak adil
Habis, bagaimana bisa Ia menghimpun segala indahnya dunia dalam sebuah tatapan mata?

Part IV
Sering kali aku terdiam bukan sebab ingin acuhkan nya
Namun aku sedang berpikir keras apa yang akan katakan pada nya
Walau pada akhirnya hanya sering sisakan sunyi

Part V 
Kau pernah bertanya, mengapa ku selalu menghindar dari mu di kala hujan? Dan aku pun menjawab “Payung yang ku bawa memang bisa menahan derasnya hujan yang terjatuh dari langit, tapi bagaimana mungkin bisa menahan derasnya pesona saat kau mulai menatap?





Mencintai dan Memiliki


 "Mencintai mu adalah takdir"
"Memiliki mu adalah nasib"

 entah kemana nasib akan membawa ku~

Selasa, 24 September 2013

Pesan untuk Pemburu Masa Lalu



Sebuah makna yang dalam untuk mu, wahai pemburu masa lalu:


Tak kan ku kejar kereta yang telah berangkat
Sebagaimana Ia yang takkan kembali untuk ku yang terlambat
Hanya terdiam, dan kembali menunggu..


Seindah apapun kisah yang telah engkau lalui bila saatnya untuk berhenti, berhentilah. Terperangkap dalam ruang nostalgia hanya akan menghambat mu menemukan kisah yang baru. Percayalah niscaya Tuhan memiliki skenario yang jauh lebih indah dari apa yg pernah engkau bayangkan

Rabu, 07 Agustus 2013

Sebuah Akhir


Haruskah segalanya berakhir dengan kesempurnaan?

Kini engkau mulai menghilang. Tanpa ada kata yang terucap engkau terus melangkah, jauh menjauh dari tempat ku berpijak. Sesederhana itu kah engkau tuk pergi? 

Mengawali kisah dengan sebuah tanya. Ku habiskan waktu untuk sekedar merenung, menanti sebuah pertemuan. Menunggu dalam ketidakpastian yang tak pernah bisa ku jawab dengan pasti. Sekejap ku menjelma menjadi ahli hitung, dalam satu satuan waktu ku mengukur seberapa jauh jarak kita tuk bertemu. Mungkin terdengar sendu bagi mu, tapi inilah yang ku rasa. Karena bila kau tahu, jauh dalam agungnya bukit dan landainya cemara tubuh ini bergetar saat ku tahu akan bertemu dengan mu. 

Melebihi fasihnya para sufi saat ku mengucap nama mu, melebihi lembutnya para rahib saat  ku menanti diri mu. Sungguh, jauh di lubuk hati yang terdalam ku selalu menanti diri mu. Sebab bila pedang lukai tubuh masih ada harapan tuk sembuh namun bila rindu lukai hati kemana obat harus dicari? Tak perlu malu tuk sekedar mengamini, bukankah obat dari segala rindu hanyalah waktu.

Hari penantian pun tiba. Kini kau mulai hadir di sisi. Pada awalnya tak ada satu waktu yang terbuang, tanpa berlindung dalam teduhnya bayang mu. Layaknya sepasang kekasih yang memadu cinta, kita sulit terpisah. Namun seiring berjalannya waktu ku mulai terlupa. Seakan sensasi mulai memudar atau kadar insulin yang mulai menurun. Aku tak mengerti. Mulai ku tanya diri, apakah  benar emosi ini atau sekedar persona? yang ku ungkapkan pada dunia kalau aku benar-benar menanti diri mu. Apakah selama ini ku lapisi diriku denga kain kepalsuan, yang tertutup erat-erat hingga bila ada yang melihat diri ku maka mereka akan berkata “kau memang jiwa yang merindu”? Oh Ya Rabb, maafkan lah aku.

Karena aku jauh dari kata sempurna, berharap takwa pun masih tak pantas rasanya. Memang aku adalah mahluk yang mendua, kadang khilaf kadang salah. Ramadhan yang kau sediakan bagi ku untuk menjadi pribadi yang lebih baik tak ku manfaatkan dengan sempurna. Selalu ada penyesalan yang tertinggal saat engkau mulai pergi. Entah ini tandakan karatnya hati atau memang rasa abadi saat Ramadhan mulai pergi. 

Oh Tuhan. Saat ku mulai tersadar, waktu kian menipis. Masihkah ada siswa waktu untuk maksimalkan ramadhan tahun ini? Nampaknya aku terlambat. Yang hanya bisa kulakukan hanyalah berlari hingga ke sudut tergelap dari malam hanya untuk mengantar diri mu pada ujung ikhlas ku. walau aku tahu takkan ada yang bisa menjamin untuk kita kan bertemu.