Gelapnya
kesendirian mulai mengenggam ku dengan eratnya, dan tanpa terasa aku mulai
memudar. Bersama diri mu yang mulai menghilang. Malam pun berbaring di samping
ku seraya berkata “mengapa kau selalu menunggu dirinya yang belum tentu menanti
diri mu”.
Aliran rindu ini mengingatkan
aku pada penyair dari Elea, yang selalu bersyair cinta tapi nampak selalu
berduka. Nista rasanya berbicara cinta namun kau tak bahagia. Ah sudahlah! Lelah
ku berandai-andai. Ku tengok langit lagi dan kau masih menghilang
... wahai rembulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar