Entri Populer

Rabu, 12 Oktober 2011

Ku Rindu Dunia - (Adiwiyata Psikologi UI)




Terbangun di pagi hari dengan hati seringan awan
Ku buka mataku dengan perlahan
Menatap hari dengan penuh harapan
Seperti biasa, duniaku masih terlihat sama

Embun yang jarang ku jumpa
Langit yang tak pernah merona
Hanya tebalnya asap asap beracun yang memenuhi udara yang ada
Kicauan burung pun sungguh jarang ku dengar
Entah mengapa semua itu tak lagi ku rasa

Dari kejauhan
Terdengar sebuah nada ironi yang begitu sedih mengiris hati
Aku tergerak, mencari dan mulai mencari suara apa gerangan
Tak kusangka itu adalah suara hutan menjerit bagai raungan seorang anak yatim yang kehilangan ibunya
Lemah tak berdaya, tiada yang menjaga

Lalu aku bertanya kepada hutan “mengapa engkau menjerit wahai hutan ku yang hijau?”
Dan hutan pun menjawab “ sebab aku hanyalah objek dari sebuah subjek yang tak pernah terpuaskan, manusia tak pernah menghiraukan diriku kini. Ku dijadikan kertas yang selalu terbuang, kayu yang tak lagi terpakai, dan aku tak lagi bisa mencinta dunia

Dan aku mendengar suara tangisan dari langit. Ku menatap ke atas dan kemudian bertanya, “wahai langitku yang dulu cerah, mengapa engkau begitu sedih?
Langit pun menjawab, “sebab manusia telah menodai kemurnian diri ku mengubah sifat sifat ku yang dulunya baik , kini menjadi mulai berbahaya. Dan yang membuatku paling sedih adalah ketika  dunia  sedang terluka dan tiada ada yang peduli dengan dirinya.

Owh sungguh..
Ku rindu pada dunia yang selalu merona
Menyebar cinta pada penjuru semesta
Tak ada lagi air mata karena dunia yang terluka

Wahai manusia yang selalu terlupa
Jagalah dunia sebagaimana kau menjaga cinta
Karena kau tak pernah mengerti arti dari sebuah  kehilangan
Sebelum kau merasakan kehilangan sesuatu sebelumnya

Bila bukan kita yang menjaga, lalu siapa yang bisa?
Aku percaya kita semua bisa sembuhkan dunia, demi hidup yang lebih bahagia

MFM
Hanya untuk mu: Adiwiyata Psikologi UI

1 komentar: