"Karena ayat yang suci takkan pernah hinggap di hati yang keruh"
Adakah masa di mana kita begitu terlena akan indahnya dunia hingga terlupa mengindahkan seberkas harapan akan pedoman hidup di sudut ruangan yang mulai usang dan berdebu. Kini ayat-ayat itu jarang terbuka dan tergeletak manis di sana saja tanpa kita perduli dengannya. Kawan, hidup ini memang begitu indah, hingga terkadang kita terlupa bahwa keindahan ini hanyalah sementara tak kekal selamanya. Menikmati keindahan dunia itu baik namun jangan lupakan tujuan sesungguhnya hidup kita di dunia ini. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Az-Zariyat, 51: 56). Sesungguhnya tujuan utama kita hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah di sini tak hanya diartikan sebagai Habluminallah saja seperti sholat, puasa, dan semacamnya akan tetapi lebih luas dan tak sesempit yang biasa kita kira. Segala sesuatu yang kita niatkan Lillahi ta'ala itu semua In Shaa Allah bernilai ibadah. Salah satu ibadah sunnah yang selalu dapat menjaga kita dari perbuatan tercela, memberikan arahan dan pedoman untuk mencapai hidup yang terbaik, dan menjadi sarana kita memahami petunjuk dari Sang Pencipta adalah Tilawatil Qur'an.
Bila sejenak kita merenung saat telah tiba waktu ku nanti dan waktu waktu kalian juga pastinya, apa yang membantu kita agar selamat menuju kehidupan kita yang berikutnya selain amal dan iman kita? saya rasa hnya itu dan Syafaat dari Nabi Muhammad saw yang bisa menolong kita kelak. Balik lagi ke membaca Al Quran, yah memang harus diakui membiasakan diri untuk selalu memadu kasih dengan Al Quran pada awalnya sangat berat. Saat ini pun penulis mengakui masih banyak kekhilafan dan kadang terlupa untuk bertemu dengan ayattullah tiap harinya. berbagai alasan bisa ditenggarai menjadi tameng kita untuk lupa atau tak sempat membaca al quran, mulai dari kesibukan yang amat padat, terlupa, hingga belum bisa lancar membacanya. Disamping benar atau tidaknya, itu semua adalah alasan kita untuk melupakan betapa indahnya dan bermaknanya al-quran bagi semesta. Tapi pernahkah kita berpikir mungkin kah salah satu alasan terbesar kita tak ingin memadu kasih dengan quran adalah dosa-dosa kita? maksiat maksiat kita, kesalahan kesalahan yang tertimbun tak terselesaikan yang membuat kita begitu enggan dan sulit untuk bertemu Al Quran?
Al Quran adalah kata-kata Sang Pencipta, yang sejatinya amatlah suci dan menyucikan. Bila diibaratkan pantaskan barang yang begitu berharga dan berharga disentuh dengan tangan tangan yang kotor? begitupun dengan Quran, ayat ayat yang suci akan sulit untuk meresap ke dalam jiwa-jiwa yang keruh. Hingga adab pun saat kita menyentuh al quran, kita disunnahkan untuk berwudhu terlebih dahulu, dalam rangka begitu istimewanya Al Quran diperlakukan. Sudah semestinya untuk memperlakukan al quran yang suci kita perlu juga menyucikan hati kita. yang mana bila hati kita telah suci hal tersebut dapat terlihat dari perbuatan kita yang sesuai dengan perintah dan larangan-Nya. Namun bukan berarti bila hati kita sedang tak suci dan kita dilanda begitu banyak dosa kita tidak bisa membaca al quran. Bukan seperti itu, karena quran juga bersifat suci dan menyucikan maka amatlah baik bagi para pelaku taubat untuk memulai membiasakan diri membaca quran. Saat berjanji dalam hati untuk tak mengulangi kesalahan dibarengi istigfar tiap mengingat kesalahan, al quran akan menjadi pintu masuk untuk membuat diri kita kembali ke jalan-Nya lagi. Salah satu khalifah yaitu Utsman bin affan pernah berkata " "If the hearts are pure, they will never have enough from reciting Allah's wor (the Qur'an)" Subhanallah. Yah semoga kita termasuk golongan orang-orang yang memiliki hati yang murni.. Aamiinnn
ini dalem loh pembahasannya..
BalasHapustumben ul ngebahas ginian, biasanya ...
variatif lah whe, mumpung lagi bener hehe
Hapusbiasanye ape?