Tak bisa ku tahan..
Derasnya tetesan qalbu yang terbelenggu ego dan khilaf ku Pada-Nya. Ia mengalir membasahi kerasnya keangkuhan wajah ku, memberikan sensasi kedamaian yang sering terlupa. Ia mengalir begitu saja saat terbayang segala dosa. Dosa yang membekukan jiwa. Yang nampaknya telah melewati ambang batasnya, hingga ku tak lagi mengerti diri ku siapa.
Diri yang merasa kuat dan tak perlu siapapun dalam hidupnya sekarang tumbang bagaikan sehelai kapas yang terhempas tiupan badai. Tak jelas ku terbawa ke mana hingga akhirnya aku terjatuh, tergeletak, tak bergerak seakan tak lagi bernyawa. cukup! Selalu ada waktu untuk memulai kembali.
Kini ku tak lagi malu saat menangis pada-Nya. Baru ku sadar, karena menangis dalam doa adalah tanda betapa lemahnya seorang hamba dihadapan Sang Mahapencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar