Semenjak ku pikir tuk pergi, entah kemana kan labuhkan hati. Hanya berjalan mengikuti riuh angin yang berhembus dan pada akhirnya ku terdampar di negeri antah berantah, negeri yang tak pernah ku kenal. Negeri yang ku kira ramah pada ku ternyata tak sesuai harapan. Sunyi, hingga ku dapat mendengar aliran darah ini.Katup mata yang mulai melayu tak menjamin hati ini untuk melepas. Karena rasa yang ditabur makna takkan sirna sekejap mata. Dan dalam seketika aku pun menjelma menjadi ahli rindu. Yang begitu syahdu saat mengingat diri mu. Namun itu semua hanyalah kenangan, yang tertinggal di dalam ingatanSaat ku mulai beranjak pergi, segaris senyum di wajah itu meluluhkan hati. Haruskah aku kembali? Sungguh ku tak percaya..
Gunakanlah waktu mu sebaik mungkin.. Trust me!! You never know what will you get or create later
Entri Populer
-
Seiring dengan bergantinya hari Ku singkap tabir yang selimuti diri Melayang tinggi layaknya sang Rajawali Kugapai mimpi dengat semangat i...
-
Terbangun di pagi hari dengan hati seringan awan Ku buka mataku dengan perlahan Menatap hari dengan pen...
-
Terurai air mata Dari batin yang tersiksa Mencoba tersenyum dengan hati yang terluka Sungguh kau tak pernah bisa.. Kau coba untuk setia ...
-
Ketika, Pedang yang patah bukan lagi sebuah masalah Tiada senjata juga bukan sebuah dilemma Ku masih berdiri tegak layaknya bente...
-
Berparas cantik walau tak lagi muda Layaknya cawan cawan suci dari surga Dirinya terhias tak kurang dari sejuta pesona Yang tersimpan ap...
-
Saling melintas di ruang yang sama Namun belum ada rasa Satu kali, dua kali, lima kali, delapan kali Berkali kali, tetap tanpa ada ...
-
Tak ku sangka Kau begitu indah layaknya awan di langit yang cerah Begitu menenangkan Begitu menentramkan jiwa jiwa yang haus akan keda...
Kamis, 09 Mei 2013
Harus (kah) Kembali
Minggu, 05 Mei 2013
Harus Pergi (?)
Tidak
semuanya harus ku simpan di dalam sini. Mesti ku harus menikamnya secara
perlahan detik demi detik, kenangan.
Bukan
karena tak lagi perduli bahkan jauh dalam agungnya bukit dan landainya cemara
tak satu waktu pun bisa terlepas dari bayangnya. Pipi yang basah ini akan selalu jadi saksi atas setiap doa yang mengangkasa, terbang bersama alunan rindu
menuju Sang Pencipta..
Langganan:
Komentar (Atom)

